Rabu, 29 Januari 2014

PPSTK di Barak Pengungsian Stadion Maguwoharjo



National Integration Movement (NIM) yang merupakan sayap organisasi dari Yayasan Anand Ashram pada tanggal 14 Nopember 2010 melaksanakan kegiatan Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling (PPSTK) di barak pengungsian Stadion Maguwoharjo, Jogyakarta.
Adapun di barak ini sekitar 8000an pengungsi berada didalamnya, stadion ini terdiri dari tiga lantai yang masing masing lantai di gunakan untuk menampung pengungsi dari berbagai daerah kecamatan yang menjadi korban dari letusan Gunung Merapi. Acara Terapi Ceria Untuk Pemulihan Stres dan Trauma Pasca BencanaMerapi yang merupakan tema dari kegiatan PPSTK kali ini bertempat di sekitar sayap utara Stadion Maguwoharjo.

Serba-Serbi PPSTK: Dikenali Pengungsi



Saat kejadian meletusnya Gunung Merapi tanggal 26 Oktober 2010 kebetulan saya tidak ada di Jogjakarta, saya ada di Jombang. Besok malamnya saya (Wayan Suriastini) baru bisa kembali ke Jogjakarta. Salah satu keinginan saya di hari pertama di Jogjakarta adalah berkunjung ke barak pengungsian korban merapi. Saya senang sekali, begitu tiba di kantor saya diberikan informasi bahwa akan ada rencana kunjungan ke barak hari itu (28/10/2010), saya bilang “Saya mau ikut”.
Sekitar jam 3 sore kami berangkat dari kantor dan jam 3.30 kami sudah sampai di barak Hargobinangun di Pakem, ketika teman-taman kantor menyelesaikan urusannya di bagian logistik saya sendirian masuk melihat-lihat ruangan barak pengungsian, dengan maksud ingin mengetahui keadaan para pengungsi. Saya pergunakan kesempatan yang sangat singkat itu untuk berbincangbincang ringan dengan siapa saja yang saya temui dibarak. Pada saat itu mereka bilang tempat kami ini tidak pernah dikujungi, yang dikunjungi hanya   yang disebelah saja. Dari analisis kunjungan tanggal 28 Oktober inilah akhirnya diputuskan untuk melakukan kegiatan PPSTK (oleh Yayasan Anand Ashram ) untuk pengungsi merapi.

Sabtu, 25 Januari 2014

PPSTK Anand Ashram di Lokasi Korban Merapi

Mulai hari Minggu 31 Oktober 2010 pelayanan PPSTK lewat Terapi Ceria mulai diadakan kembali. Yakni bagi para pengungsi akibat letusan gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 silam. Kemudian, akan dilanjutkan setiap Minggu berikutnya sepanjang itu masih diperlukan.

Sebelumnya, pada tanggal 29-30 Oktober 2010 telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman DIY. Diakhiri dengan rapat pada 30 Oktober 2010 bersama semua petugas kesehatan dari Puskesmas-puskesmas yang ditugaskan di seluruh barak-barak pengungsian Hargobinangun, Turi, dan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

Pengalaman Program PPSTK



Terhitung sejak Jumat 9 Juni 2006 sampai Minggu 11 Juni 2006, Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling PPSTK Anand Ashram yang digagas oleh National Integration Movement (NIM) dan Anand Krishna Center (AKC) Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) berkeliling berbagi keceriaan guna menggelorakan kembali semangat warga Jateng-DIY yang menjadi korban gempa tektonik berkekuatan 6 SR pada 27 Mei 2006 silam.

Pada Jumat, 9 Juni 2006 PPSTK bekerjasama dengan SKH Kedaulatan Rakyat dan University Center UGM mengadakan program terapi mengatasi stres dan trauma sebanyak dua sesi. Yakni pukul 4 sampai 6 sore dan pukul 7-9 malam. Ratusan warga Jateng-DIY hadir dan mempraktekkan latihan nafas dan trauma healing / katarsis untuk membebaskan diri stress dan trauma. Sehingga dapat merasakan kelegaan dan kebahagiaan yang bersumber dari dalam diri.

Pusat Pemulihan Stress dan Trauma Keliling di Youtube



Inilah sekilas program PPSTK yang dilakukan sewaktu menangani trauma paska gempa di Yogya & Bantul:

 

Karena keterbatasan personil dan ketidaksiapan melakukan dokumentasi seluruh kegiatan PPSTK di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah hanya ditemukan rekaman kegiatan ini di Youtube.

Siaran Pers PPSTK




PPSTK  Anand Ashram masuk desa-desa di Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk memberikan Program Pemulihan Stres dan Trauma Keliling  Paska Gempa Bumi .

Bencana, seperti gempa bumi di D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah, 27 Mei 2006 tidak hanya menyebabkan penduduk mengalami kerugian secara materil namun pikiran, emosi dan jiwa mereka turut mengalami guncangan.

Orang yang mengalami atau menyaksikan kejadian-kejadian yang mengancam kehidupan seperti peperangan, bencana alam, serangan teroris, kecelakaan yang serius atau pengalaman-pengalaman pribadi yang memalukan seperti diperkosa bisa mengakibatkan gangguan pada pikiran dan emosi.

Literatur-literatur gangguan psikologis menyebutkan, gangguan pada pikiran dan emosi yang ditimbulkan ini dikenal dengan sebutan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). 

Laporan Khusus PPSTK

It’s time for PPSTK by requests!!!

Pukul 08.00, 2 Juli 2006, teman- teman AKC Joglosemar tampak berkeringat dengan muka berseri-seri. Pesta Rakyat – Terapi Ceria di kawasan UGM baru saja selesai. Tapi masih ada tugas menanti.. Setelah mendapat pengarahan dari Mbak Wayan, Ibu Suri (astini) tercinta, teman-teman dibagi menjadi 2 tim yaitu tim NUSA dan tim BANGSA. Masing-masing akan bergerak ke 3 tempat. Anggota tim NUSA hari itu adalah :

Bagian orang tua (pengobatan gratis, trauma healing & terapi relaksasi) : dr. Djoko, Teguh, Pranoto, Erwin Thomas, Yaya, Rina, Didit.
Bagian anak-anak (Terapi Ceria) : Leo, Devi, Eva, Tinuk, Fauzie, iu / haryadi, Arie, Tunggul & Lenny, Special Personnel  Mbak Tjipta, sang wanita perkasa dari Kediri

Lahirnya PPSTK (Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling)



PPSTK (Pusat Premulihan Stres dan Trauma Keliling)  disematkan pada kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang terkena musibah/ bencana gempa sejak bulan Mei 2006.

Ceritanya begini...

Sabtu (27/5/2006) pagi sekitar pk 05.55 WIB terjadi gempa bumi di Yogyakarta dengan episentrum di Samudera Hindia dengan kedalaman 33km dan berjarak 38km dari Propinsi DIY. Gempa ini diperkirakan berkekuatan 5,9 skala Richter (versi BMG/Badan Meteorologi dan Geofisika) hingga 6,2 skala Richter (versi WWSN/ World Wide Seismic Network – yang berkedudukan di Amerika Serikat). Getaran gempa ini juga dirasakan hingga kota Semarang, Kudus (arah utara Yogyakarta), Surabaya dan Bali (arah timur Yogyakarta). Sesaat setelah terjadi gempa, saya belum sepenuhnya menyadari apa yang sedang terjadi menyangkut guncangan yang dirasakan di Semarang.