Jumat, 07 Februari 2014

Spirit Pelayanan dan Keerlawanan PPSTK & Posyanis



Untuk memberikan dukungan dan suntikan semangat pada aktivitas pelayanan dan kesukarelawanan dari Posyanis dan PPSTK / Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling , Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM, dan Anand Krishna Center Joglosemar menyelenggarakan acara Dialog Bersama Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. dan Anand Krishna dengan tema Spirit Pelayanan dan Kesukarelawanan. Keduanya menjadi narasumber karena baik Prof. Nizam maupun Anand Krishna dinilai telah menggagas dan melakukan koordinasi dalam pelayanan pascabencana di Indonesia.
Prof. Nizam menggagas kegiatan Posyanis UGM dan Anand Krishna memunculkan dan mengarahkan Program Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling (PPSTK), yang diselenggarakan oleh National Integration Movement (NIM), yang merupakan salah satau sayap Anand Ashram. Sementara itu, Posyanis UGM tercatat telah banyak melakukan penanganan pascabencana di Aceh, Bantul, Tasikmalaya, dan lain-lain, dengan membuat hunian sementara.
Berbicara mengenai spirit dan kesukarelawan melalui Posyanis, Nizam mengatakan terdapat dua hal yang mendorong orang berbuat untuk sesamanya. Pertama, manusia pada dasarnya adalah abdi, yakni abdi yang melayani. Kedua, manusia sebagai khalifah. "Yaitu manusia yang bermanfaat, manusia yang memiliki makna tertinggi bagi sesamanya," tutur Nizam di KPTU Fakultas Teknik UGM, Sabtu sore 29 Januari 2011.
Demikian halnya dengan Pos Pelayanan Teknis (Posyanis). Pos ini berdiri di samping karena dua kekuatan nilai tersebut, juga termotivasi oleh tayangan televisi saat tsunami di Aceh. "Saya sangat sedih melihat seorang bapak bersama anaknya berusaha menghindar dari bencana. Saat itu, hati saya bergetar dan sedih serta segera ingin melakukan sesuatu. Maka berangkat dari hati dan semangat, saya bersama Pak Ikaputra bermodal baju dan tiket menuju Aceh. Tidak tahu apa yang akan terjadi, ternyata sesampai di sana kami berhasil membangun shelter-shelter di dua perkampungan Aceh," katanya.
Meyakini bencana sebagai peluang memperbaiki, Nizam menyampaikan golden opportunity yang mungkin dicapai bangsa Indonesia pada tahun 2020-2035. Dalam periode itu, jumlah usia produktif lebih banyak sehingga bangsa ini diperkirakan akan masuk lima besar kekuatan ekonomi dunia. "Karenanya kita jangan sampai menjadi bangsa kepiting, yang saling tarik-menarik sehingga tidak bisa mencapai tujuan," ujar Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional.
Pendapat serupa disampaikan oleh Anand Khrishna, yakni bahwa banyak nilai religius, sosial-budaya, dan nilai-nilai lain yang mendasari seseorang menjadi sukarelawan. Terkait dengan hukum alam, Anand menjelaskan jika seseorang bekerja untuk dirinya sendiri, alam juga akan memenuhi kebutuhannya hanya cukup untuk satu orang. Namun, bila seseorang bekerja untuk 1.000 atau 2.000 orang, alam juga akan merespon dengan memberi yang lebih banyak. "Sehingga sudah selayaknya bagi kita bekerja untuk orang lain dengan tanpa pamrih," jelasnya.


Anand mengingatkan terdapat empat hal penting yang perlu menjadi modal sukarelawan, yakni sensitivity (kepekaan), sincerity (ketulusan), solution, dan skill. "Sehingga seorang sukarelawan sebelum terjun harus mengusai keempatnya karena di samping peka dan tulus, ia harus memiliki bekal untuk pemecahan masalah dan keterampilan," pungkas Anand.
Demikian Dialog Spirit Pelayanan dan Kerelawanan kerjasama antara Posyanis dan PPSTK.

Senin, 03 Februari 2014

Sumbangsih Apotik Srikandi untuk PPSTK



Jumat malam, 24 Januari 2014 setelah diskusi pembacaan pesan dari Bapak Anand Krishna teman-teman Anand Krishna Center Joglosemar, kami membahas rencana untuk melakukan kegiatan PPSTK didaerah bencana banjir. Ditunjuk sebagai kordinator adalah saya, kemudian juga dibagi tugas untuk   tim-tim kecil lain: Terapi Ceria untuk Anak-anak oleh mbak Mira dan cie Lily, Trauma Healing untuk dewasa dan remaja oleh Ko Mike & pak Triwidodo serta Terapi Relaksasi oleh mbak Rahma.

Hasil Penelitian Dampak dari Pelayanan Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling (PPSTK)


Di Kota Beijing, China, Pukul 17.20, 20 Februari 2012, Dr N.W.Suriastini, Research Director SurveyMETER  mempresentasikan Poster hasil penelitian dampak dari Pelayanan Pusat Pemulihan Stresdan Trauma Keliling (PPSTK), yang diberikan oleh Yayasan Anand Ashram (affiliated with United Nations) di Lereng Gunung Merapi, dalam wilayah Magelang, saat paska, Erupsi Merapi 2010. 

PPSTK : “Baca Buku, Nambah Ilmu, Disayang Bapak Ibu“

Sudah selama 25 hari yang lalu Gunung Merapi meletus (26/10), selama itu pula para pengungsi merapi yang di temui tim PPSTK Anand Ashram/NIM di barak pabrik kertas Blabak, Magelang hari ini (21/11/2010) tinggal di barak pengungsian. Selama 10 hari pertama mereka berada di barak pada radius lebih dekat dari gunung merapi dan sejak dua minggu yang lalu berada di barak yang sekarang. Ketika tim membangun raport sebelum mulai pelayanan terungkap bahwa mereka awalnya tinggal rata-rata pada radius 8 km dari Merapi.

PPSTK: Menyentuh Jiwa dengan Kasih



Sebagai bagian dari upaya tim PPSTK yang dikeloka oleh Yayasan Anand Ashram (www.anadkrishna.org) memberdayakan diri masyarakat paska bencana, PPSTK 16 Oktober 2011 memberikan latihan Membedayakan Diri dengan Kasih (SELO/Self Empowerment with LOve). Terapi ini mendapatkan sambutan sangat antusias warga Dusun Ngaglik, Desa Krinjing mulai dari  anak –anak sampai mereka yang telah lanjut usia.
Anak-anak selain melakukan permainan pengenalan dan menyayangi bagian tubuhnya serta latihan dan mewarnai tulisan afirmasi yang merupakan bagian dari latihan Memberdayakan Diri dengan Kasih:
Aku Mencintai Diriku Sendiri
Aku Mencintai Dirimu,
Seperti Aku Mencintai Diriku Sendiri

PPSTK - Menggapai Ketenangan Pikiran


Pelayanan PPSTK 13 Februari 2011 adalah pelayanan ke empat yang diberikan di dusun adopsi, dusun Ngaglik, Desa Krinjing. Orang dewasa muda, lanjut usia dan remaja dengan pertemuan ke empat ini telah dua kali mendapatkan latihan TherFA (Therapy for Free Anxiety) terapi untuk menghilangkan rasa cemas dengan mengeluarkan memori-memori terpendam yang mengganggu seperti dalam periode pasca merapi mengeluarkan trauma-trauma yang ada karena letusan merapi dengan mengeluarkan teriakan ha.. ha.. ha…

PPSTK Melayani Masyarakat di Radius 4.5 km dari Gunung Merapi


Pelayanan Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling (PPSTK) Anand Ashram, 28 November 2010 sangat, sangat, sangat spesial. 

Pagi sebelum kami berangkat, Bapak Anand Krishna yang menggagas didirikannya PPSTK pada tahun 2006 yang juga merupakan pembimbing kami dalam latihan pemberdayaan diri memberikan pesan lewat BBM .

Rabu, 29 Januari 2014

PPSTK di Barak Pengungsian Stadion Maguwoharjo



National Integration Movement (NIM) yang merupakan sayap organisasi dari Yayasan Anand Ashram pada tanggal 14 Nopember 2010 melaksanakan kegiatan Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling (PPSTK) di barak pengungsian Stadion Maguwoharjo, Jogyakarta.
Adapun di barak ini sekitar 8000an pengungsi berada didalamnya, stadion ini terdiri dari tiga lantai yang masing masing lantai di gunakan untuk menampung pengungsi dari berbagai daerah kecamatan yang menjadi korban dari letusan Gunung Merapi. Acara Terapi Ceria Untuk Pemulihan Stres dan Trauma Pasca BencanaMerapi yang merupakan tema dari kegiatan PPSTK kali ini bertempat di sekitar sayap utara Stadion Maguwoharjo.

Serba-Serbi PPSTK: Dikenali Pengungsi



Saat kejadian meletusnya Gunung Merapi tanggal 26 Oktober 2010 kebetulan saya tidak ada di Jogjakarta, saya ada di Jombang. Besok malamnya saya (Wayan Suriastini) baru bisa kembali ke Jogjakarta. Salah satu keinginan saya di hari pertama di Jogjakarta adalah berkunjung ke barak pengungsian korban merapi. Saya senang sekali, begitu tiba di kantor saya diberikan informasi bahwa akan ada rencana kunjungan ke barak hari itu (28/10/2010), saya bilang “Saya mau ikut”.
Sekitar jam 3 sore kami berangkat dari kantor dan jam 3.30 kami sudah sampai di barak Hargobinangun di Pakem, ketika teman-taman kantor menyelesaikan urusannya di bagian logistik saya sendirian masuk melihat-lihat ruangan barak pengungsian, dengan maksud ingin mengetahui keadaan para pengungsi. Saya pergunakan kesempatan yang sangat singkat itu untuk berbincangbincang ringan dengan siapa saja yang saya temui dibarak. Pada saat itu mereka bilang tempat kami ini tidak pernah dikujungi, yang dikunjungi hanya   yang disebelah saja. Dari analisis kunjungan tanggal 28 Oktober inilah akhirnya diputuskan untuk melakukan kegiatan PPSTK (oleh Yayasan Anand Ashram ) untuk pengungsi merapi.

Sabtu, 25 Januari 2014

PPSTK Anand Ashram di Lokasi Korban Merapi

Mulai hari Minggu 31 Oktober 2010 pelayanan PPSTK lewat Terapi Ceria mulai diadakan kembali. Yakni bagi para pengungsi akibat letusan gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 silam. Kemudian, akan dilanjutkan setiap Minggu berikutnya sepanjang itu masih diperlukan.

Sebelumnya, pada tanggal 29-30 Oktober 2010 telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman DIY. Diakhiri dengan rapat pada 30 Oktober 2010 bersama semua petugas kesehatan dari Puskesmas-puskesmas yang ditugaskan di seluruh barak-barak pengungsian Hargobinangun, Turi, dan Cangkringan Sleman Yogyakarta.

Pengalaman Program PPSTK



Terhitung sejak Jumat 9 Juni 2006 sampai Minggu 11 Juni 2006, Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling PPSTK Anand Ashram yang digagas oleh National Integration Movement (NIM) dan Anand Krishna Center (AKC) Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) berkeliling berbagi keceriaan guna menggelorakan kembali semangat warga Jateng-DIY yang menjadi korban gempa tektonik berkekuatan 6 SR pada 27 Mei 2006 silam.

Pada Jumat, 9 Juni 2006 PPSTK bekerjasama dengan SKH Kedaulatan Rakyat dan University Center UGM mengadakan program terapi mengatasi stres dan trauma sebanyak dua sesi. Yakni pukul 4 sampai 6 sore dan pukul 7-9 malam. Ratusan warga Jateng-DIY hadir dan mempraktekkan latihan nafas dan trauma healing / katarsis untuk membebaskan diri stress dan trauma. Sehingga dapat merasakan kelegaan dan kebahagiaan yang bersumber dari dalam diri.

Pusat Pemulihan Stress dan Trauma Keliling di Youtube



Inilah sekilas program PPSTK yang dilakukan sewaktu menangani trauma paska gempa di Yogya & Bantul:

 

Karena keterbatasan personil dan ketidaksiapan melakukan dokumentasi seluruh kegiatan PPSTK di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah hanya ditemukan rekaman kegiatan ini di Youtube.

Siaran Pers PPSTK




PPSTK  Anand Ashram masuk desa-desa di Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk memberikan Program Pemulihan Stres dan Trauma Keliling  Paska Gempa Bumi .

Bencana, seperti gempa bumi di D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah, 27 Mei 2006 tidak hanya menyebabkan penduduk mengalami kerugian secara materil namun pikiran, emosi dan jiwa mereka turut mengalami guncangan.

Orang yang mengalami atau menyaksikan kejadian-kejadian yang mengancam kehidupan seperti peperangan, bencana alam, serangan teroris, kecelakaan yang serius atau pengalaman-pengalaman pribadi yang memalukan seperti diperkosa bisa mengakibatkan gangguan pada pikiran dan emosi.

Literatur-literatur gangguan psikologis menyebutkan, gangguan pada pikiran dan emosi yang ditimbulkan ini dikenal dengan sebutan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). 

Laporan Khusus PPSTK

It’s time for PPSTK by requests!!!

Pukul 08.00, 2 Juli 2006, teman- teman AKC Joglosemar tampak berkeringat dengan muka berseri-seri. Pesta Rakyat – Terapi Ceria di kawasan UGM baru saja selesai. Tapi masih ada tugas menanti.. Setelah mendapat pengarahan dari Mbak Wayan, Ibu Suri (astini) tercinta, teman-teman dibagi menjadi 2 tim yaitu tim NUSA dan tim BANGSA. Masing-masing akan bergerak ke 3 tempat. Anggota tim NUSA hari itu adalah :

Bagian orang tua (pengobatan gratis, trauma healing & terapi relaksasi) : dr. Djoko, Teguh, Pranoto, Erwin Thomas, Yaya, Rina, Didit.
Bagian anak-anak (Terapi Ceria) : Leo, Devi, Eva, Tinuk, Fauzie, iu / haryadi, Arie, Tunggul & Lenny, Special Personnel  Mbak Tjipta, sang wanita perkasa dari Kediri

Lahirnya PPSTK (Pusat Pemulihan Stres dan Trauma Keliling)



PPSTK (Pusat Premulihan Stres dan Trauma Keliling)  disematkan pada kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang terkena musibah/ bencana gempa sejak bulan Mei 2006.

Ceritanya begini...

Sabtu (27/5/2006) pagi sekitar pk 05.55 WIB terjadi gempa bumi di Yogyakarta dengan episentrum di Samudera Hindia dengan kedalaman 33km dan berjarak 38km dari Propinsi DIY. Gempa ini diperkirakan berkekuatan 5,9 skala Richter (versi BMG/Badan Meteorologi dan Geofisika) hingga 6,2 skala Richter (versi WWSN/ World Wide Seismic Network – yang berkedudukan di Amerika Serikat). Getaran gempa ini juga dirasakan hingga kota Semarang, Kudus (arah utara Yogyakarta), Surabaya dan Bali (arah timur Yogyakarta). Sesaat setelah terjadi gempa, saya belum sepenuhnya menyadari apa yang sedang terjadi menyangkut guncangan yang dirasakan di Semarang.